Apakah Ustad Danu Dukun
Pengobatan Metode Kun Fayakun
Soal:
Ada seorang ‘ustad’ yang cak acap tampil di TV acaranya pengobatan. Diagnosanya semua sama, selalu meminta akhlak pasien, sering berang-marah, gemar jengkel dengan sesama, gemar memusuhi manusia lain, dst..
Ujung-ujungnya pasien diminta istighfar, lalu didoakan oleh si ustad sebatas menggeblak. Kemudian begitu sang ustad mengucapkan ‘kun fayakun’, si pasien seketika sekaligus sembuh.
Ketika si ustad ini berdoa, pasien tidak merespon apapun selain mengaminkan. Serupa itu si ustad menyabdakan ‘kun fayakun’ pasien sambil mengaku sembuh.
Kenapa bisa sebagaimana itu? Apakah ini bisa ditiru? Atau sebenarnya ini praktek okultisme?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Allah menekankan privat al-Quran, bahwa satu-satunya dzat yang bisa memunculkan akibat tanpa sebab semata-mata Almalik Ta’ala melalui firman-Nya kun (jadilah). Allah berfirman di kopi Yasin:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sememangnya kelanggengan Halikuljabbar ketika Beliau menghendaki sesuatu, cukup bersuara: ‘Kun’ maka terjadilah.
(QS. Yasin: 82).
Privat kalimat ‘kun fayakun’ sebenarnya ada 3 kata,
1. Kata ‘kun’ yang merupakan fi’il amr (perkenalan awal perintah) yang artinya jadilah.
2. Kata ‘fa’ yang merupakan kata depan, artinya: maka
3. Prolog ‘Yakuunu’ yaitu kepribadian mudhari’ (kata kerja cak bagi makna present/future), nan artinya terjadi.
Sehingga harapan ayat, ketika Allah memaksudkan sesuatu, Allah sahaja berucap, “Kun” (jadilah). Lewat apa yang Dia kehendaki terjadi.
Karena ini semata-mata milik Yang mahakuasa, makhluk sewaktu-waktu tidak punya kemampuan cak bagi melakukannya. Termuat kejadian ini tidak bisa dipelajari alias ditiru oleh basyar. Itu tahir kuasa Almalik.
Bagaimana seandainya ada manusia yang menirunya?
Sikap serupa ini sudah gegares dilakukan basyar. Bahkan Almalik ceritakan dalam al-Alquran mengenai Fira’un yang menanggung tuhan, minta disembah, dan mengklaim dirinya yaitu Rab nan paling panjang. Sementara itu itu semua hanya milik Allah. Dan ada banyak sekali sifat-sifat yang tetapi khusus milik Yang mahakuasa, lalu diklaim oleh sebagian insan bahwa dia memilikinya. Sama dengan mengarifi kejadian yang ghaib. Sang pencipta menegaskan dalam al-Alquran bahwa satu-satunya dzat yang mengetahui hal yang ghaib sahaja Allah.
Allah bercakap,
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
Katakanlah, ‘Tidak cak semau seorangpun di langit maupun di manjapada yang mengetahui situasi ghaib, kecuali Allah.’
(QS. an-Naml: 65)
Dan sudah menjadi rahasia umum mengenai para tukang ramal, para medikus, dan justru mereka sudah terserah sebelum Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam
diutus.
Namun semua itu ialah pengakuan gelap. Dan kalaupun itu terjadi, hakekatnya ia dibantu jin bagi menjalankan sihirnya. Fira’un dibantu oleh ribuan pandai sihir, baginda-paduka nan minta disembah, mereka lagi dibantu juru sihir. Ulah mereka suntuk berpotensi negatif aqidah umat, dengan menampakkan kehebatannya, sementara itu sejatinya yakni sihir.
Karena itulah, saat turunan dan jin dikumpulkan di alam baka, mereka yang melakukan partisipasi antara jin dan manusia bikin mengamalkan sihir, di hukum maka dari itu Allah.
Allah berfirman,
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ
“(Ingatlah) periode di perian Allah menumpukkan mereka semuanya (dan Sang pencipta berujar): “Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menipu manusia”, lalu berkatalah perkongsian-kawan meraka dari golongan makhluk: “Ya Sang pencipta kami, sebenarnya sebagian kami telah dapat kesenangan dari sebagian (yang lain) dan kami sudah lalu sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan buat kami”. Allah merenjeng lidah: “Neraka itulah tempat tutup mulut kalian.
(QS. al-An’am: 128).
Ibnu Jauzi dalam tafsirnya menyebutkan makna dari ayat di atas, ‘sesungguhnya sebagian kami telah dapat kesukaan bersumber sebagian (nan lain)’ maksudnya yakni kerja sebabat antara anak adam dan jin.
Jin mendapatkan kenikmatan berupa ketaatan dan pengagungan dari bani adam. Sementara manusia mendapatkan kenikmatan berupa kemampuan sihir. Misalnya, bisa mengobati segala penyakit privat sejejap, mengetahui hal yang ghaib, setakat kesaktian jasmani, sebagaimana kebal, ngilang, bisa terbang, dst.
Itu artinya, mereka yang mengaku bisa mengobati segala apa penyakit sahaja dengan kalimat, ‘Kun fayakuun’, seakan-akan menyetimbangkan kemampuannya dengan kuasa Allah, kerumahtanggaan peristiwa kemampuan menciptakan akibat sonder sebab.
Bagaimana dengan tahmid?
Menzikirkan orang yang sakita moga sembuh, dibolehkan dan terlebih dianjurkan. Dan itu bisa dilakukan oleh siapapun, tanpa harus tampil di TV. Bahkan bukti ikhlas dalam sembahyang adalah dilakukan secara rahasia, dan bukan ditampak-tampakkan. Menyibuk berpokok yang disampaikan penanya, yang menerimakan supremsi bukan doa, tapi ucapan kun fayakun. Begitu kalimat ini diucapkan, spontan langsung mengaku sembuh.
Demikian,
Allahu a’lam.
Dijawab makanya Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembangun Konsultasisyariah.com)
Anda bisa mengaji kata sandang ini melalui petisiTanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!
Dukung Yufid dengan menjadi Penaja dan DONATUR.
- REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
-
KONFIRMASI DONASI
hubungi: 087-738-394-989
🔍 Lambang Islam, Soal jawab Islam Tentang Junjungan Gendak, Doa Gangguan Jin, Ciri Air Mani, Doa Bagi Orang Tua Yang Sudah Meninggal, Doa Memenggal Ayam, Utusan tuhan Allah Khidir
Apakah Ustad Danu Dukun
Source: https://konsultasisyariah.com/35920-pengobatan-metode-kun-fayakun.html